Pengertian
dari TQM (Total Quality Management)
Total Management System atau disingkat dengan TQM adalah suatu sistem manajemen kualitas yang berfokus pada Pelanggan (Customer focused) dengan melibatkan semua level karyawan dalam melakukan peningkatan atau perbaikan yang berkesinambungan (secara terus-menerus).
Salah
satu kerangka model TQM:
1. Ethics /
etika
2. Integrity /
integritas
3. Trust /
kepercayaan
4. Training /diklat
5. Teamwork /
kerja sama
6. Leadership /
kepemimpinan
7. Recognition /
akredibilitas
8. Communication /
komunikasi
Elemen Kunci TQM
Model TQM di atas
menunjukkan suatu philosophy bahwa mutu yang diinginkan didapat dari kekuatan kepemimpinan, perencanaan, design, dan peningkatan inisiatif.
Kedelapan elemen kunci tersebut dapat dikelompokkan menjadi empat bagian, yaitu
sebagai berikut:
A.
Foundation, termasuk di
dalamnya ethics, integrity, and trust.
B.
Building Bricks, termasuk di
dalamnya training, teamwork, and leadership.
C.
Binding Mortar, termasuk di dalamnya
adalah communication.
D.
Roof adalah recognition.
Adapun penjabaran serta pengertian dari ke empat elemen diatas adalah sebagai berikut:
A.
Foundation
TQM
dibangun di atas suatu fondasi yang terdiri atas ethics, integrity,
dan trust. Ini akan menumbuhkan keterbukaan, keadilan, ketulusan dan
memberikan peluang bagi semua orang untuk ikut serta dalam proses
pelaksanaannya.Ketiga elemen kunci pada grup ini akan membuka potensi TQM yang
luar biasa. Ketiganya berjalan beriringan, tetapi memberikan kontribusi yang
berbeda dan saling melengkapi dalam TQM.
1) Ethics adalah
suatu bentuk kedisiplinan akan menjalankan halhal yang dianggap baik oleh
perusahaan dan menghindarkan diri dari tindakan-tindakan yang dianggap buruk.
Ada dua jenis etika perusahaan, yaitu yang berkaitan dengan etika bisnis dan
etika personal, etika dari individual SDM terhadap perusahaan dan sesama SDM.
2) Integrity termasuk
di dalamnuya adalah kejujuran, moralitas, nilai,keadilan, dan ketulusan.
Semuanya harus terwujud dalam hubungan antara komponen perusahaan terhadap
konsumen. Suatu perusahaan hendaknya mampu menilai apa yang konsumen harapkan
dan apa yang pantas diberikan kepada konsumen berdasarkan nilai-nilai tersebut.
3) Trust ; kepercayaan
di antara karyawan dan pihak-pihak terkait dengan perusahaan akanmemudahkan
proses pengambilan keputusan dan pelaksanaan. Jadi, kepercayaan akan
mendatangkan lingkungan yang kooperatif terhadap TQM.
B.
Bricks
Setelah
memiliki fondasi yang kuat, maka pilar penyangga akan lebih kuat lagi dalam
mencapai “atap“ yang menjadi tujuan TQM, yaitu recognition. Bricks terdiri
atas hal-hal berikut:
1) Training–DiklatSangat
penting bagi karyawan untuk meningkatkan produktivitasnya. Tugas diklat
biasanya dibebankan pada supervisor atau badan tersendiri dari Human
Resources Departement. Pada dasarnya diklat yang dibutuhkan karyawan di
antaranya keahlian personal sesuai dengan pekerjaan masing-masing, kemampuan
untuk bekerja aktif dalam tim, pemecahan masalah, pembuatan keputusan, ekonomi
dan bisnis, dan keahlian teknis lainnya sehingga akan mampu mendapatkan
karyawan yang efektif.
2) Teamwork–Kekuatan
Tim , akan lebih hebat dari individu. Dengan tim permasalahan
akan lebih cepat diselesaiakan dengan
lebih banyak solusi yang dapat saling mengisi. Tim juga akan mampu
mingimprovisasi proses dan pelaksanaan TQM. Ada tiga tipe tim yang disarankan
dalam TQM, yaitu sebagai berikut:
a. Quality
Improvement Teams or Excellence Teams (QITS) – Ini adalah
bentukan tim yang sifatnya temporer yang bertugas untuk menyelesaikan
problem yang spesifik. Biasanya bentukan tim ini digunakan dalam kurun
waktu tiga sampai dengan dua belas bulan. Tim ini juga biasanya digunakan
lagi ketika permasalahan yang sama timbul pada periode waktu berikutnya.
b. Problem
Solving Teams (PSTs)Tim ini juga bersifat temporer dengan tugas
menyelesaikan permasalahan yang juga spesifik dan
mengidentifikasi serta menangani penyebab permasalahan dengan
kurun waktu satu minggu sampai dengan tiga bulan. Dengan tingkat
permasalahan yang lebih rendah daripada permasalahan yang dihadapi
QITS.
c. Natural
Work Teams (NWTs) – Bentukan tim ini terdiri atas sekelompok kecil
SDM ahli di bidangnya dengan tiap-tiap anggota tim memikul tugas dan
tanggung jawab sendiri-sendiri yang dibagi berdasarkan kapabilitasnya. Konsep
yang terdapat di dalam tim yang melibatkan karyawan, kesanggupan
me-manage tim secara professional, dan kesatuan diantara anggota tim
yang berupa lingkaran berkualitas. Tim ini berkesinambungan
tanpa ada batas waktu dengan jam kerja kurang lebih satu sampai
dengan dua jam setiap minggunya.
3) Ladership
Bisa dikatakan sebagai kunci utama dalam
TQM. Sosok kepemimpinan dalam TQM hendaknya yang memiliki visi ke depan dan
mampu menginspirasi anggotanya. Pemimpin di sini juga berarti mampu membuat
arah strategi yang dapat dipahami oleh semua komponen yang ada dengan
nilai-nilai yang mewakili seluruh kepentingan. Sosok kepemimpinan ini biasanya
dipegang oleh seorang manajer. Dalam TQM juga dibutuhkan supervisor yang berkomitmen
untuk memimpin karyawan. Seorang supervisor harus paham betul. TQM dengan
seperangkat nilai dan philosophy yang terkandung di dalamnya dan
mampu mengkomunikasikannya ke seluruh elemen yang berada di bawahnya. Intinya
keseluruhan TQM harus dipahami, dipegang, dan dipimpin oleh perangkat top
management yang harus memiliki komitmen tinggi terhadap hal tersebut.
Nilai obyektivitas harus dijunjung tinggi
karena top managementbertindak
dariplaner sampai measurement.
C.
Binding Mortar
Binding Mortar merupakan elemen kunci yang melingkupi keseluruhan model
dari TQM. Communication – Komunikasi adalah suatu jembatan yang menentukan
keberhasilan TQM. Komunikasi yang tidak tepat dan tidak tertuju ke sasaran akan
mengakibatkan rubuhnya model TQM. Kesatuan dari keseluruhan elemen kunci ini
disatukan dengan suatu komunikasi yang tepat, yang tepat sasaran dan tepat ide.
Komunikasi yang baik dalam TQM diperlukan antara seluruh elemen
organisasi, supplier, dan konsumen. Dalam kondisi apa pun seorang
supervisor harus peka terhadap aliran informasi yang ada di sekitarnya yang
kemudian disampaikan ke manajemen untuk diolah sedemikian rupa menjadi suatu
keputusan terhadap suatu kondisi berupa informasi untuk kemudian disampaikan ke
pihak-pihak yang terkait. Ada beberapa macam komunikasi, yaitu sebagai berikut:
1) Downward
communication
Aliran komunikasi dari atas ke bawah.
Komunikasi ini tergolong dominan dalam oganisasi. Dari top manajemen yang
menyampaikan informasi ke supervisor, selanjutnya dari supervisor ke Karyawan
adalah contoh dari komunikasi ini.
2) Upward
communication
Dapat berupa kritikan karyawan terhadap
manajemen atau hasil mata-mata karyawan dan pengetahuan lainnya dari karyawan
yang disampaikan ke atas, demi kesempurnaan TQM.
3) Sideways
communication
Komunikasi ini sangat penting karena
memecah dinding pembatas antara satu departemen dengan departemen lainnya.
Tanpa komunikasi ini TQM akan terpecah dari satu departemen dengan yang lainnya.
D.
Roof atau Recognition
Recognition adalah
elemen terakhir dari TQM. Seharusnya elemen ini mampu memberikan sugesti
dan achivement bagi tim dan karyawan individual. Dengan seseorang
memperoleh suatu pengakuan, akredibilitas, maka secara otomatis akan terjadi
perubahan yang luar biasa dalam kepercayaan diri, self esteem,
produktivitas, dan kualitas kerja yang sesuai dengan mutu yang diharapkan
perusahaan. Secara tidak langsung hal inilah yang pada akhirnya akan memberikan
kepuasan kepada konsumen berupa produk dengan mutu yang tinggi sebagai hasil
dari pemberdayaan SDM yang berkualitas.
Pengakuan
atau kredibilitas dapat terjadi dengan cara, terjadi pada tempat serta terjadi
pada waktu, antara lain sebagai berikut:
1) Cara
: Berupa sertifikat penghargaan, trofi, plakat, dan sebagainya.
2) Tempat
: Penampilan yang baik dapat dilihat dari kondisi kerja departemen, panitia,
tim, dan top manajemen. Pengakuan di sini terjadi di kalangan departemen, top
manajemen, ataupun dikalangan karyawan
3) Waktu
: Pengakuan dapat diberikan pada waktu tertentu, seperti rapat staf,
penghargaan yang sifatnya rutin, dan sebagainya.
Penerapan
TQM Pada HM Sampoerna yang meliputi 4 Elemen TQM
Pihak manajemen PT HM
Sampoerna Tbk telah menerapkan prinsip TQM, yang pada dasarnya adalah untuk meningkatkan mutu
produk agar para konsumen merasa puas dengan
produk yang mereka beli. Berpatokan pada hal inilah, PT HM Sampoerna Tbk selalu berusaha untuk meningkatkan mutu produk,
melakukan inovasi-inovasi, melakukan penelitian-penelitian
tentang keinginan konsumen dan hal-hal lain yang turut mendukung terciptanya kepuasan pelanggan PT HM
Sampoerna Tbk menerapkan tiga prinsip dalam mendukung pencapaian tujuan perusahaan, yaitu:
1. Memproduksi
rokok berkualitas tinggi dengan harga yang wajar bagi perokok dewasaSampoerna
berkomitmen penuh untuk memproduksi sigaret berkualitas tinggi denganharga yang
wajar bagi konsumen dewasa. Ini dicapai melalui penawaran produk yangrelevan
dan inovatif untuk memenuhi selera konsumen yang dinamis.
2. Memberikan
kompensasi dan lingkungan kerja yang baik kepada karyawan danmembina hubungan
baik dengan mitra usaha.Karyawan adalah aset terpenting Sampoerna. Kompensasi,
lingkungan kerja danpeluang yang baik untuk pengembangan adalah kunci utama
membangun motivasi danproduktivitas karyawan. Di sisi lain, mitra usaha PT HM
Sampoerna Tbk juga berperanpenting dalam keberhasilan PT HM Sampoerna Tbk, dan
PT HM Sampoerna Tbkmempertahankan kerjasama yang erat dengan mereka untuk
memastikan vitalitas danketahanan mereka.
3. Memberikan sumbangsih
kepada masyarakat luas.Kesuksesan Sampoerna tidak terlepas dari dukungan
masyarakat di seluruh Indonesia.Dalam memberikan sumbangsih, PT HM Sampoerna
Tbk memfokuskan pada kegiatanpengentasan kemiskinan, pendidikan, pelestarian
lingkungan, penanggulangan bencanadan kegiatan sosial karyawan.
SUMBER :
https://www.academia.edu/7368161/Makalah-Analisis_TQM_dan_Six_Sigma_Pada_PT_TOYOTA
https://dinikomalasari.wordpress.com/2013/11/07/tqm-total-quality-management/
https://dinikomalasari.wordpress.com/2013/11/07/tqm-total-quality-management/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar