Minggu, 27 November 2016

SIKLUS KEHIDUPAN PRODUK (PRODUCT LIFE CYCLE), STRATEGIC PEMASARAN DAN PENGEMBANGAN PRODUKh

PENGERTIAN 

    Siklus hidup produk (Product life cycle) adalah siklus suatu produk/ organisasi dengan tahapan-tahapan proses perjalanan hidupnya mulai dari peluncuran awal (soft launching), peluncuran resmi (grand launching), perubahan dari target awal, lalu mulai berjuang dan berkompetisi dengan produk-produk yang sejenis, hingga melewati persaingan dan kompetisi produk memiliki tingkat penerimaan/ penjualan/ distribusi yang luas dan tersebar.
Tahap – tahap dalam Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) suatu produk :
Introduction
Growth
Maturity
Decline

TAHAP SIKLUS HIDUP PRODUK (PRODUCT LIFE CYCLE) dan STRATEGI  PEMASARANNYA 

Tahap Pengenalan – (Introduction)
Ø  Ciri-ciri umum tahap ini adalah :
Ø  penjualan yang masih rendah
Ø  volume pasar berkembang lambat (karena tingginya market resistance)
Ø  persaingan yang masih relatif kecil
Ø  tingkat kegagalan relatif tinggi
Ø  masih banyak dilakukan modifikasi produk dalam pengujian dan pengembangannya (karena problem yang timbul tidak seperti yang diramalkan dan mungkin pula disebabkan pemahaman yang keliru tentang pasar)
Ø  biaya produksi dan pemasaran sangat tinggi, serta distribusi yang masih terbatas.

      Dalam tahap perkenalan , barang mulai dipasarkan kedalam jumlah yang besar meskipun volume penjualannya belum sesuai . Barang yang di jual dasarnya barang baru (yang betul-betul baru) dikarenakan masih berada ditahap permulaan, dan biasanya ongkos yang dikeluarkan ini juga tinggi terutama biaya periklanan (Promosi). Promosi yang dilakukan tersebut memang harus agresif serta juga mengarah kepada merek penjual. Di samping hal itu distribusi barang itu juga masih terbatas serta laba yang diperoleh juga masih rendah.



Strategi pemasarannya :
Strategi yang umum pada tahap ini adalah mengkombinasi penetapan harga dan kegiatan promosi.
Strategi ini ada empat bentuk, yaitu :
1)      Strategi Peluncuran Cepat (Rapid Skimming Strategy)
Strategi ini dilaksanakan dengan jalan menetapkan harga yang tinggi untuk memperoleh laba kotor per unit sebanyak mungkin, serta dengan melakukan promosi yang gencar untuk meyakinkan konsumen tentang kualitas produk walau harganya mahal.
2)      Strategi Peluncuran Lambat (Slow Skimming Strategy)
Strategi dijalankan dengan menetapkan harga yang tinggi untuk memperoleh laba kotor per unit sebanyak mungkin dan promosi yang rendah agar biaya pemasaran tidak terlalu tinggi.
3)      Strategi Penetras Cepat (Rapid Penetration Strategy)
Strategi ini dilakukan dengan menetapkan harga yang rendah dan promosi yang agresif. Tujuan dari strategi ini adalah untuk memperoleh penerimaan pasar yang cepat dan memperoleh pangsa pasar yang besar.
4)      Strategi Penetrasi Lambat (Slow Penetration Strategy)
Strategi ini dijalankan dengan menetapkan harga yang rendah untuk memperoleh penerimaan yang besar dari konsumen dan promosi yang rendah agar biaya pemasaran tidak membengkak.

2.  Tahap Pertumbuhan – (Growth)
Dalam tahap ini, penjualan serta juga laba akan meningkat dengan sangat cepat. disebabkan permintaan sudah sangat meningkat serta juga masyarakat sekitara sudah mengetahui produk bersangkutan, maka dari usaha promosi yang dilakukan oleh suatu perusahaan tersebut tidak seagresif tahap sebelumnya. Di dalam tahap ini lahan pesaing sudah mulai memasuki pasar sehingga terdapat persaingan menjadi lebih ketat. Cara lain yang dapat dilakukan untuk dapat memperluas serta juga meningkatkan distribusinya adalah dengan cara menurunkan harga jualnya.

Strategi pemasaran :
Pada tahap ini ditujukan terutama untuk membangun pasar yang kuat dan mengkhususkan distribusi. Mutu produk ditingkatkan dan lini produk diperluas untuk menarik segmen pasar baru.


3.  Tahap Kedewasaan – (Maturity)
Tahap ini ditandai dengan tercapainya titik tertinggi dalam penjualan perusahaan. Normalnya tahap ini merupakan tahap terlama dalam siklus hidup produk. Hal ini disebabkan pada tahap ini pemenuhan inti kebutuhan oleh produk yang bersangkutan tetap ada. Strategi pemasaran kreatif yang digunakan untuk memperpanjang daur hidup suatu produk disebut innovative maturity. Penjualan dalam tahap ini sangat sensitif terhadap perubahan perekonomian. Pasar semakin tersegmentasi, sehingga untuk masing masing segmen diperlukan promosi yang berbeda dengan lainnya.
Umumnya tahap ini terdiri dari tiga tingkatan, yaitu:
Ø  Tingkat Growth Maturity, yaitu pertumbuhan penjualan mulai berkurang yang disebabkan oleh dewasanya distribusi. Tidak ada lagi saluran distribusi baru yang bisa ditambah.
Ø  Tingkat Stable Maturity, penjualan menjadi mendatar yang disebabkan oleh jenuhnya pasar. Sebagian konsumen potensial telah mencoba produk baru yang ditawarkan perusahaan.
Ø  Decaying Maturity, penjualan mulai menurun dan konsumen mulai bergerak ke produk lain atau produk substitusi.

Strategi Pemasaran: 
Ada dua strategi utama yang dapat diterapkan pada tahap kedewasaan yaitu :
1)      Strategi Bertahan (Defensive Strategy)
Strategi ini bertujuan untuk mempertahankan pangsa pasar dari pesaing dan menjaga kelompok produk (product category) dari serangan produk substitusi. Bentuk strategi ini adalah berupa modifikasi bauran pemasaran (product, price, place, & promotion) untuk memperoleh tambahan penjualan. Strategi bertahan ini lebih menitikberatkan pada penekanan/pengurangan biaya produksi dan menghilangkan kelemahan produk.
2)      Strategi Menyerang (Offensive Strategy)
Strategi ini lebih menitikberatkan pada usaha perubahan untuk mencapai tingkat yang lebih baik. Bentuk strategi ini dapat berupa modifikasi pasar, yaitu dengan menggaet kelompok bukan pemakai (non-user), mengintensifkan penawaran produk kepada non-user, dan merebut konsumen pesaing. Bentuk lain dari strategi menyerang adalah modifikasi produk, yaitu mengubah karakteristik produk sedemikian rupa sehingga semakin menarik konsumen saat ini untuk membeli, dengan cara menawarkan manfaat baru dari suatu produk kepada konsumen sekarang untuk mendorong pembelian yang lebih banyak dan pemakaian yang lebih sering (usaha seperti ini sering disebut dengan product relaunching).
4. Tahap Penurunan – (Decline)
Penjualan perusahaan yang semakin bergerak ke arah penurunan merupakan gejala tahap decline dalam siklus hidup produk. Penurunan penjualan ini disebabkan oleh faktor-faktor seperti :
Ø  perubahan selera pasar
Ø  pasar merasa jenuh terhadap produk yang ada
Ø  produk substitusi diterima konsumen (baik dan dalam negeri maupun dan luar negeri)
Ø  perubahan teknologi.
Sejumlah alternatif dapat dilakukan pada tahap akhir siklus hidup produk ini. Namun perlu diperhatikan bahwa pilihan alternatif haruslah didasarkan pada kekuatan dan kelemahan perusahaan serta daya tarik industri bagi perusahaan.

Strategi Pemasaran :
·         Menambah investasi agar dapat mendominasi atau menempati posisi persaingan yang baik.
·         Mengubah produk atau mencari penggunaan/manfaat baru pada produk.
·         Mencari pasar baru.
·         Tetap pada tingkat investasi perusahaan saat ini sampai ketidakpastian industri dapat diatasi.
·         Mengurangi investasi perusahaan secara selektif dengan cara meninggalkan konsumen yang kurang menguntungkan, tetapi menambah investasi untuk kelompok kecil konsumen yang masih setia dan menguntungkan.
·         Harvesting strategy untuk mewujudkan pengembalian uang tunai dengan cepat.
·         Meninggalkan bisnis tersebut dan menjual aset perusahaan.

Proses Pengembangan Produk Baru
   Langkah - Langkah dalam Proses Pengembangan Produk Baru : 
·         Proses pengembangan produk baru terdiri dari delapan secara berurutan. 
·         Proses dimulai dengan penciptaan ide. 
·         Berikutnya penyaringan ide, yang mengurangi jumlah ide berdasarkan kriteria perusahaan sendiri.
·         Ide yang lolos dari tahap penyaringan ini dilanjutkan ke tahap pengembangan konsep produk, di mana versi detail ide produk baru dinyatakan dalam segi konsumen yang berarti. 
·         Dalam tahap berikutnya, pengujian konsep, konsep produk baru yang diuji dengan sekelompok konsumen sasaran untuk menentukan apakah konsep mempunyai kecocokan yang kuat dengan konsumen.
·         Konsep yang kuat diteruskan ke pengembangan strategi pemasaran, di mana strategi pemasaran awal bagi produk baru dikembangkan dari konsep produk.
·         Dalam tahap analisis bisnis, 
·         tinjauan ulang penjualan, biaya, dan proyeksi laba bagi produk baru dilakukan untuk menentukan apakah produk baru itu memuaskan tujuan perusahaan. 

·         Dengan hal yang positif di sini, ide menjadi lebih nyata melalui pengembangan produk dan pemasaran uji dan akhirnya diluncurkan selama tahap komersialisasi.

Sabtu, 19 November 2016

PROFIL USAHA

1.      Pedagang Besar

   Pedagangan besar adalah segala aktivitas marketing yang menggerakkan barang-barang dari produsen ke pedagang eceran atau ke lembaga-lembaga marketing lainnya. Pedagang besar/distributor merupakan pedagang yang membeli atau mendapatkan produk barang dagangan dari tangan pertama atau produsen secara langsung. Pedagang besar biasanya diberikan hak wewenang wilayah/daerah tertentu dari produsen. Contoh dari pedagang besar adalah seperti ATPM atau singkatan dari Agen Tunggal Pemegang Merek untuk produk mobil. 

Keuntungan dan Kelemahan Perdagangan Besar
Beberapa Keuntungan dari perdagangan besar ini ialah :
Ø  Kemampuan untuk memindahkan sejumlah besar produk dengan satu transaksi
Ø  Kontrak untuk produk kadang-kadang dapat diamankan sebelum tanaman dipanen
Ø  Diversifikasi dalam strategi pemasaran 
Beberapa Kelemahan dari perdagangan besar ini ialah :
Ø   Harga di tentukan oleh pembeli
Ø   Ketat peraturan tentang menyortir dan kemasan
Ø   Sejumlah besar produk harus di sampaikan
Ø   Konsisten jumlah dan kualitas yang di inginkan oleh pembeli

2.      Pedagang Eceran

     Penjualan eceran atau yang disebut dengan retailing, didefinisikan sebagai suatu kegiatan menjual barang dan jasa kepada konsumen akhir. Pedagang eceran adalah mata rantai terakhir dalam penyaluran barang dari produsen sampai ke konsumen. Pedagang eceran sangat penting artinya bagi produsen karena melalui pengecer produsen memperoleh informasi berharga tentang barangnya. Contoh pedangang eceran seperti mini market, pasar swalayan, toko-toko kecil dan warung.

Keuntungan dan kelemahan perdagangan eceran
Beberapa keuntungan dari perdagangan eceran kecil ini ialah :
Ø  Modal yang diperlukan adalah kecil dan rentabilitasnya besar
Ø  Pedagang-pedagang eceran kecil menganggap bahwa pendapatnya dari usaha itu merupakan pendapatan tambahan atau kadang-kadang hanya iseng atau mengisi waktu lowong terutama pada daerah musiman.
Ø  Tempat kedudukan pedagang-pedagang eceran kecil biasanya paling strategis. Mereka selalu mendekatkan the center of consumers (pusat-pusat konsumen).
Ø Hubungan antar pedagang eceran kecil dan konsumen adalah kuat misalnya kita lihat pembeli-pembeli pada warung-warung kopi mengadakan obrolan yang intim sekali dengan pemiliknya.
Beberapa kelemahan yang terdapat pada perdagangan eceran kecil ini ialah :
Ø   Keahlian kurang
Ø Administrasi dalam arti pembukuan tidak diperhatikan, sehingga kadang-kadang habis dimakan.
Ø   Pedagang kecil tidak mampu mengadakan sales promotion.

3.      Pedagang Kaki Lima

     Pedagang Kaki Lima atau disingkat PKL adalah istilah untuk menyebut penjaja dagangan yang menggunakan gerobak. Istilah itu sering ditafsirkan demikian karena jumlah kaki pedagangnya ada lima. Lima kaki tersebut adalah dua kaki pedagang ditambah tiga "kaki" gerobak (yang sebenarnya adalah tiga roda atau dua roda dan satu kaki). Saat ini istilah PKL juga digunakan untuk pedagang di jalanan pada umumnya.Mereka menjual barang-barang kebutuhan sehari-hari seperti gula, susu kental, rokok, korek api, minuman dalam botol, obat-obatan, koran, roti, dan sebagainya. Barang dagangannya ditaruh pada gerobak atau bangunan mirip kios dalam ukuran yang relatif kecil dengan peralatan yang relatif sangat sederhana.
     Sebenarnya istilah kaki lima berasal dari masa penjajahan kolonial Belanda. Peraturan pemerintahan waktu itu menetapkan bahwa setiap jalan raya yang dibangun hendaknya menyediakan sarana untuk pejalanan kaki. Lebar ruas untuk pejalan adalah lima kaki atau sekitar satu setengah meter. 

Pedagang kaki lima mempunyai dua dampak yaitu :
Ø  Dampak Positif
Pedagang kaki lima secara pasti dapat menyerap lapangan pekerjaan dari sekian banyak penganggur.
Ø  Dampak Negatif
Pedangang kaki lima tidak menghirukan tata tertib, keamanan, kebersihan dan kebisingan.

4.      Franchising (Waralaba)

     Orang yang meberikan Franchising disebut Franchisor sedangkan orang yang menerima Franchising disebut Franchisee setelah adanya perjanjian Franchising ini maka terbuka peluang bagi Franchisee untuk memasuki bisnis baru dan mempunyai kesempatan untuk sukses.
     Franchising (pewaralabaan) pada hakekatnya adalah sebuah konsep pemasaran dalam rangka memperluas jaringan usaha secara cepat. Dengan demikian, franchising bukanlah sebuah alternatif melainkan salah satu cara yang sama kuatnya, sama strategisnya dengan cara konvensional dalam mengembangkan usaha. Bahkan sistem franchise dianggap memiliki banyak kelebihan terutama menyangkut pendanaan, SDM dan manajemen, keculi kerelaan pemilik merek untuk berbagi dengan pihak lain. Franchising juga dikenal sebagai jalur distribusi yang sangat efektif untuk mendekatkan produk kepada konsumennya melalui tangan-tangan franchisee.

Produk-produk yang dapat dijadikan Franchising adalah:
Ø  Barang atau jasa yang telah memiliki pasaran luas atau unggul.
Ø  Formula paten atau desain tertentu. 
Ø  Nama dagang atau merk dagang.
Ø  Konsultan manajemen keuangan atau pengawasan.
Ø  Promosi advertising dan pembelian. 
Ø  Kantor pusat pelayanan.

5.      Entrepreneurship

     Entrepreneurship adalah sikap dan jiwa pengusaha yang harus dimiliki seseorang, semacam internal driven, seseorang yang mampu bekerja mandiri dalam suatu unit/organisasi. Entrepreneurship merupakan jembatan yang menghubungkan jurang ilmu pengetahuan dan pasar. Artinya entrepreneurship adalah suatu metode untuk mengstimulasi individu didalam organisasi yang mempunyai pemikiran bahwa dia dapat melakukan sesuatu yang tampil beda dan hasil lebih baik.
     
     Para “entrepreneur” adalah para profesional yang memiliki dan menerapkan entrepreneurship dan berhasil mengembangkan ide-ide baru untuk memanfaatkan sumber daya di perusahaan dan dengan mengambil risiko membangun sebuah bisnis berbeda dengan yang sudah dijalankan.

Karakteristik kepemimpinan Entrepreneur :
  1. Mengerti lingkungan hal ini terutama menyangkut kreatifitas seseorang.
  2. Memiliki visi masa depan dan fleksibel. Pemimpin memiliki visi masa depan dan mengarahkan segala potensi untuk mencapai keberhasilan masa depan tersebut.
  3. Menciptakan berbagai pilihan artinya seorang intrapreneur mempunyai peluang menciptakan sesuatu yang baru.
  4. Membentuk tim kerjasama yang terdiri dari berbagai bidang keahlian.
  5. Mendorong adanya diskusi terbuka. Diskusi terbuka sangat penting untuk mengemukakan pendapat dalam rangka mencari sesuatu yang baru.
  6. Mempertahankan pendirian, artinya kadang-kadang muncul frustasi dan haangan terhadap pelaksanaan ide-ide baru intrapreneur mencoba bertahan dan mengatasi masalah-masalah tersebut sehingga dapat dicapai suatu keberhasilan.

Minggu, 06 November 2016

TQM (Total Quality Management)

Pengertian dari TQM (Total Quality Management)

Total Management System atau disingkat dengan TQM adalah suatu sistem manajemen kualitas yang berfokus pada Pelanggan (Customer focused) dengan melibatkan semua level karyawan dalam melakukan peningkatan atau perbaikan yang berkesinambungan (secara terus-menerus).


Model TQM


Salah satu kerangka model TQM:
1.      Ethics / etika
2.      Integrity / integritas
3.      Trust / kepercayaan
4.      Training /diklat
5.      Teamwork / kerja sama
6.      Leadership / kepemimpinan
7.      Recognition / akredibilitas

8.      Communication / komunikasi

Elemen Kunci TQM
    Model TQM di atas menunjukkan suatu philosophy bahwa mutu yang diinginkan didapat dari kekuatan kepemimpinan, perencanaan, design, dan peningkatan inisiatif. Kedelapan elemen kunci tersebut dapat dikelompokkan menjadi empat bagian, yaitu sebagai berikut:

     A.    Foundation, termasuk di dalamnya ethics, integrity, and trust.
     B.     Building Bricks, termasuk di dalamnya training, teamwork, and leadership.
     C.     Binding Mortar, termasuk di dalamnya adalah communication.
     D.    Roof adalah recognition.

Adapun penjabaran serta pengertian dari ke empat elemen diatas adalah sebagai berikut:


 A.    Foundation
   TQM dibangun di atas suatu fondasi yang terdiri atas ethics, integrity, dan trust. Ini akan menumbuhkan keterbukaan, keadilan, ketulusan dan memberikan peluang bagi semua orang untuk ikut serta dalam proses pelaksanaannya.Ketiga elemen kunci pada grup ini akan membuka potensi TQM yang luar biasa. Ketiganya berjalan beriringan, tetapi memberikan kontribusi yang berbeda dan saling melengkapi dalam TQM.
1)      Ethics adalah suatu bentuk kedisiplinan akan menjalankan halhal yang dianggap baik oleh perusahaan dan menghindarkan diri dari tindakan-tindakan yang dianggap buruk. Ada dua jenis etika perusahaan, yaitu yang berkaitan dengan etika bisnis dan etika personal, etika dari individual SDM terhadap perusahaan dan sesama SDM.
2)      Integrity termasuk di dalamnuya adalah kejujuran, moralitas, nilai,keadilan, dan ketulusan. Semuanya harus terwujud dalam hubungan antara komponen perusahaan terhadap konsumen. Suatu perusahaan hendaknya mampu menilai apa yang konsumen harapkan dan apa yang pantas diberikan kepada konsumen berdasarkan nilai-nilai tersebut.
3)      Trust ; kepercayaan di antara karyawan dan pihak-pihak terkait dengan perusahaan akanmemudahkan proses pengambilan keputusan dan pelaksanaan. Jadi, kepercayaan akan mendatangkan lingkungan yang kooperatif terhadap TQM.


B.     Bricks
        Setelah memiliki fondasi yang kuat, maka pilar penyangga akan lebih kuat lagi dalam mencapai  “atap“ yang menjadi tujuan TQM, yaitu recognition. Bricks terdiri atas hal-hal berikut:
1)      Training–DiklatSangat penting bagi karyawan untuk meningkatkan produktivitasnya. Tugas diklat biasanya dibebankan pada supervisor atau badan tersendiri dari Human Resources Departement. Pada dasarnya diklat yang dibutuhkan karyawan di antaranya keahlian personal sesuai dengan pekerjaan masing-masing, kemampuan untuk bekerja aktif dalam tim, pemecahan masalah, pembuatan keputusan, ekonomi dan bisnis, dan keahlian teknis lainnya sehingga akan mampu mendapatkan karyawan yang efektif.

2)      Teamwork–Kekuatan Tim , akan lebih hebat dari individu. Dengan tim permasalahan
      akan lebih cepat diselesaiakan dengan lebih banyak solusi yang dapat saling mengisi. Tim juga akan mampu mingimprovisasi proses dan pelaksanaan TQM. Ada tiga tipe tim yang disarankan dalam TQM, yaitu sebagai berikut:
a.       Quality Improvement Teams or Excellence Teams (QITS) – Ini adalah bentukan tim yang sifatnya temporer yang bertugas untuk menyelesaikan problem yang spesifik. Biasanya bentukan tim ini digunakan dalam kurun waktu tiga sampai dengan dua belas bulan. Tim ini juga biasanya digunakan lagi ketika permasalahan yang sama timbul pada periode waktu berikutnya.
b.      Problem Solving Teams (PSTs)Tim ini juga bersifat temporer dengan tugas menyelesaikan permasalahan yang juga      spesifik dan mengidentifikasi serta menangani penyebab permasalahan dengan kurun waktu satu minggu sampai dengan tiga bulan. Dengan tingkat permasalahan yang lebih rendah daripada permasalahan yang dihadapi QITS.
c.       Natural Work Teams (NWTs) – Bentukan tim ini terdiri atas sekelompok kecil SDM ahli di bidangnya dengan tiap-tiap anggota tim memikul tugas dan tanggung jawab sendiri-sendiri yang dibagi berdasarkan kapabilitasnya. Konsep yang terdapat di dalam tim yang melibatkan karyawan, kesanggupan me-manage tim secara professional, dan kesatuan diantara anggota tim yang berupa lingkaran berkualitas. Tim ini berkesinambungan tanpa ada batas waktu dengan jam kerja kurang lebih satu sampai dengan dua jam setiap minggunya.

3)      Ladership
     Bisa dikatakan sebagai kunci utama dalam TQM. Sosok kepemimpinan dalam TQM hendaknya yang memiliki visi ke depan dan mampu menginspirasi anggotanya. Pemimpin di sini juga berarti mampu membuat arah strategi yang dapat dipahami oleh semua komponen yang ada dengan nilai-nilai yang mewakili seluruh kepentingan. Sosok kepemimpinan ini biasanya dipegang oleh seorang manajer. Dalam TQM juga dibutuhkan supervisor yang berkomitmen untuk memimpin karyawan. Seorang supervisor harus paham betul. TQM dengan seperangkat nilai dan philosophy yang terkandung di dalamnya dan mampu mengkomunikasikannya ke seluruh elemen yang berada di bawahnya. Intinya keseluruhan TQM harus dipahami, dipegang, dan dipimpin oleh perangkat top management yang harus memiliki komitmen tinggi terhadap hal tersebut. Nilai obyektivitas harus dijunjung tinggi karena top managementbertindak dariplaner sampai measurement.


C.    Binding Mortar
   Binding Mortar merupakan elemen kunci yang melingkupi keseluruhan model dari TQM. Communication – Komunikasi adalah suatu jembatan yang menentukan keberhasilan TQM. Komunikasi yang tidak tepat dan tidak tertuju ke sasaran akan mengakibatkan rubuhnya model TQM. Kesatuan dari keseluruhan elemen kunci ini disatukan dengan suatu komunikasi yang tepat, yang tepat sasaran dan tepat ide. Komunikasi yang baik dalam TQM diperlukan antara seluruh elemen organisasi, supplier, dan konsumen. Dalam kondisi apa pun seorang supervisor harus peka terhadap aliran informasi yang ada di sekitarnya yang kemudian disampaikan ke manajemen untuk diolah sedemikian rupa menjadi suatu keputusan terhadap suatu kondisi berupa informasi untuk kemudian disampaikan ke pihak-pihak yang terkait. Ada beberapa macam komunikasi, yaitu sebagai berikut:

1)      Downward communication
Aliran komunikasi dari atas ke bawah. Komunikasi ini tergolong dominan dalam oganisasi. Dari top manajemen yang menyampaikan informasi ke supervisor, selanjutnya dari supervisor ke Karyawan adalah contoh dari komunikasi ini.

2)      Upward communication
Dapat berupa kritikan karyawan terhadap manajemen atau hasil mata-mata karyawan dan pengetahuan lainnya dari karyawan yang disampaikan ke atas, demi kesempurnaan TQM.

3)      Sideways communication
Komunikasi ini sangat penting karena memecah dinding pembatas antara satu departemen dengan departemen lainnya. Tanpa komunikasi ini TQM akan terpecah dari satu departemen dengan yang lainnya.


D.    Roof atau Recognition
    Recognition adalah elemen terakhir dari TQM. Seharusnya elemen ini mampu memberikan sugesti dan achivement bagi tim dan karyawan individual. Dengan seseorang memperoleh suatu pengakuan, akredibilitas, maka secara otomatis akan terjadi perubahan yang luar biasa dalam kepercayaan diri, self esteem, produktivitas, dan kualitas kerja yang sesuai dengan mutu yang diharapkan perusahaan. Secara tidak langsung hal inilah yang pada akhirnya akan memberikan kepuasan kepada konsumen berupa produk dengan mutu yang tinggi sebagai hasil dari pemberdayaan SDM yang berkualitas.
     Pengakuan atau kredibilitas dapat terjadi dengan cara, terjadi pada tempat serta terjadi pada waktu, antara lain sebagai berikut:

1)      Cara : Berupa sertifikat penghargaan, trofi, plakat, dan sebagainya.
2)      Tempat : Penampilan yang baik dapat dilihat dari kondisi kerja departemen, panitia, tim, dan top manajemen. Pengakuan di sini terjadi di kalangan departemen, top manajemen, ataupun dikalangan karyawan
3)      Waktu : Pengakuan dapat diberikan pada waktu tertentu, seperti rapat staf, penghargaan yang sifatnya rutin, dan sebagainya.


Penerapan TQM Pada HM Sampoerna yang meliputi 4 Elemen TQM

        Pihak manajemen PT HM Sampoerna Tbk telah menerapkan prinsip TQM, yang pada dasarnya adalah untuk meningkatkan mutu produk agar para konsumen merasa puas dengan produk yang mereka beli. Berpatokan pada hal inilah, PT HM Sampoerna Tbk selalu berusaha untuk meningkatkan mutu produk, melakukan inovasi-inovasi, melakukan penelitian-penelitian tentang keinginan konsumen dan hal-hal lain yang turut mendukung terciptanya kepuasan pelanggan PT HM Sampoerna Tbk menerapkan tiga prinsip dalam mendukung pencapaian tujuan perusahaan, yaitu:

1. Memproduksi rokok berkualitas tinggi dengan harga yang wajar bagi perokok dewasaSampoerna berkomitmen penuh untuk memproduksi sigaret berkualitas tinggi denganharga yang wajar bagi konsumen dewasa. Ini dicapai melalui penawaran produk yangrelevan dan inovatif untuk memenuhi selera konsumen yang dinamis.

2.  Memberikan kompensasi dan lingkungan kerja yang baik kepada karyawan danmembina hubungan baik dengan mitra usaha.Karyawan adalah aset terpenting Sampoerna. Kompensasi, lingkungan kerja danpeluang yang baik untuk pengembangan adalah kunci utama membangun motivasi danproduktivitas karyawan. Di sisi lain, mitra usaha PT HM Sampoerna Tbk juga berperanpenting dalam keberhasilan PT HM Sampoerna Tbk, dan PT HM Sampoerna Tbkmempertahankan kerjasama yang erat dengan mereka untuk memastikan vitalitas danketahanan mereka.

3.   Memberikan sumbangsih kepada masyarakat luas.Kesuksesan Sampoerna tidak terlepas dari dukungan masyarakat di seluruh Indonesia.Dalam memberikan sumbangsih, PT HM Sampoerna Tbk memfokuskan pada kegiatanpengentasan kemiskinan, pendidikan, pelestarian lingkungan, penanggulangan bencanadan kegiatan sosial karyawan.



SUMBER :