A.
MARKETING
INTELLIGENCE
Marketing intelligence adalah Sebuah strategi
yang dapat dilakukan oleh semua perusahaan untuk memperoleh informasi.
Informasi itu bisa dilakukan dengan pengumpulan data dan analisis pasar yang
sesuai dengan keadaan pasar saat ini. Marketing intelligence ini merupakan
bagian dari sistem informasi marketing. Informasi yang diperoleh dalam
marketing intelligence ini akan diolah dalam sistem informasi marketing.
Ada
4 pekerjaan utama dalam marketing intelligence, yaitu :
- Pekerjaan pertama adalah tahap perencanaan. Dimana kita harus terlebih dahulu menentukan informasi apa yang kita butuhkan untuk dicari.
- Pekerjaan kedua adalah tahan pengumpulan data dan informasi. Dalam tahap ini, data dan informasi dapat kita peroleh dengan cara :
Penjelasan
:
a. Berkomunikasi
langsung dengan para pelanggan,pemasok dan distributor lainnya.
b. Melalui
media seperti buku, berita elektronik, surat kabar, internet dan publikasi
perdagangan lainnya.
c. Melakukan
pertemuan dengan para manajer perusahaan lain untuk saling memperoleh
informasi.
3. Pekerjaan
yang ketiga adalah tahap analisis.
Dalam
tahap ini ada beberapa hal yang dianalisis seperti analisis terhadap kondisi
dan situasi dalam pasar, analisis costumer dan para pesaing. Analisis ini
dilakukan untuk mengetahui sejauh mana respon pasar terhadap produk atau jasa yang kita miliki, untuk mengetahui
pertumbuhan dan meningkatkan market share dengan cara menyeimbangkan antara
cosh dan price.
4. Pekerjaan
yang keempat adalah sharing atau penyebaran informasi kepada departemen lain
yang terkait.
Adapun tujuan
dilakukannya dalam marketing intelligence adalah :
·
Untuk mengetahui bagaimana keadaan pasar
yang saat ini sedang terjadi
·
Mengetahui dan menghadang adanya atau
hadirnya para pesaing baru
·
Membuat keputusan secara cepat dalam
berpromosi
·
Membuat sebuah tandingan untuk menandingi
para pesaing
·
Mencegah adanya pemalsuan dan perusakan
produk atau jasa yang kita miliki oleh pesaing
·
Mengubah strategi dalam sebuah
pemasaran
·
Membuat inovasi-inovasi baru untuk produk
dan jasa
· Mengubah strategi dalam mendistribusikan
sebuah produk atau jasa.
·
Mengubah pola penetapan harga. Sehingga
harga yang kita berikan sesuai dengan keadaan pelanggan dalam pasar.
B. Turbo Marketing
Kini
bisnis tak mempan lagi dijalankan dengan konsep tradisional dan natural seiring
dengan perubahan teknologi dan turbulensi ekonomi, serta kondisi sosial politik
bangsa. Pemahaman teknologi tidak selalu berhubungan dengan computer dan
internet, tetapi juga kemudahan dari dampak teknologi yang ada, misalnya
mengulek sambel dari cobek beralih ke blender, atau dari ketel dan kompor nasi
beralih ke magic jar, semua ini bermaksud agar hasil yang dicapai lebih baik
tanpa mengesampingkan kecepatan.
Kecepatan merupakan
kekhasan untuk zaman ini. Zaman ini dalah zaman serba cepat, maka dalam situasi
ekonomi yang turbulen dan tak pasti sekalipun, butuh strategi turbo
marketing. Buku ini mengupas cara-cara memasar dan menanggapi keinginan
pelanggan sehingga ia dekat dengan kita.
Konsep Turbo Marketing
ini pertama kali digagas oleh Philip Kotler melalui
artikelnya dalam The journal of business Strategy,dengan judul, “Turbo
Marketing Through Time Compression”. konsep ini lahir karena adanya gejala
pemasaran yang menuntut layanan tercepat bagi konsumennya. strategi yang old
fashioned dan kuno yang bertahap atau bergelombang.gelombang pertama,ditandai
oleh strategi produsen membuat produk yang lebih murah dari pesaing.gelombang
kedua ditandai oleh mendesain produk yang berbeda dengan pesaing.gelombang
ketiga,produsen menciptakan produk makin hari semakin baik.gelombang
keempat,memproduksi,melayani,memasarkan,dan mengirim produk lebih cepat dari
pesaing.perusahaan menerapkan konsep Turbo marketing adalah mengaplikasikan
telepon marketing atau telemarketing(call center) dalam melakukan kegiatan
sehari-harinya.
Kesamaan konsep antara
Turbo Marketing dengan Telemarketing; Turbo marketing adalah strategi
memproduksi, melayani, dan mengirim produk secara lebih cepat, sedangkan Telemarketing adalah disiplin ilmu
yang mengaplikasi system informasi yang mengedepankan kemampuan ’personal selling’ untuk
meningkatkan penjualan dengan melakukan efisiensi biaya,dan waktu (time
efficiency).
Contoh Perusahaan :
PT. Indofood, karena perusahaan ini melakukan pemasaran dengan menggunakan
kecepatan respon, keinginan pelanggan,sehingga produksi dan pemasaran terbilng
cepat tanggap.
C. Mega
marketing
Konsep
mega marketing muncul sebagai jawaban atas perkembangan situasi yg dihadapi.
Konsep baru muncul karena konsep yg ada dirasakan kurang mampu dan kurang tepat
untuk mengatasi dan menjawab tantangan yg timbul sebagai konsekuensi dari
adanya perubahan. Selanjutnya adalah yg paling penting bagaimana penerapan agar
bermanfaat penerapan yg dimaskud tentunya dikaitkan dengan situasi di Indonesia
dewasa ini serta sejauh mana antisipasi terhadap perubahan menjelang abad 21.
Mega marketing sebagai suatu konsep dikemukakan oleh Philip Kotler dari North
Western University 14 Sept 1984. Selama ini para pemasar atau marketer biasanya
hanya memperhatikan faktor3 ekonomis dan rasional dan mengabaikan untuk
mempelajari masalah2 polotik dalam aktivitasnya karena secara logis seseorang
yg mempelajari manajemen pemasaran tidak menganggap perlu mempelajarai ilmu
politik padahal tidak sedikit keberhasilan/kegagalan pemasaran suatu periode
sangat dipengaruhi oleh factor politik. Karena konsep pemasaran tradisionail
terlalu terbatas pemanfaatannya. Dan terlihat sudah tidak dapat lagi diterapkan
sebagai konsep yg tepat pada sebagian perusahaan dari berbagai industry.
Contoh Perusahaan :
Perusahaan kopi
bubuk, di mana perusahaan ini memutuskan untuk mengabaikan perbedaan segmen
pasar dan pergi setelah seluruh pasar dengan satu tawaran. Ini adalah jenis
pemasaran (atau mencoba untuk menjual melalui persuasi) suatu produk kepada
khalayak luas. Idenya adalah untuk menyiarkan pesan yang akan mencapai jumlah
terbesar orang-orang mungkin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar